OSN 2015

Sunday, May 18, 2014

Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal daribahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandunghemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).

Darah manusia

Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yangberfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior danvena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Komposisi

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
  • Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia.
  • Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
  • Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
  1. Air: 91,0%
  2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
  3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
  4. Garam

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-
  • albumin
  • bahan pembeku darah
  • immunoglobin (antibodi)
  • hormon
  • berbagai jenis protein
  • berbagai jenis garam
Demikian juga dengan darah Hewan, juga mengandung:air, protein ((Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen),mineral (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll).
Darah Ikan
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Kondisi darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya.Hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34 ml oksigen. Kadar hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang berada dalam kondisi stress (Wells, 2005 dalam Kuswardani, 2006).
Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit (sel darah merah) dalam darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan (Kuswardani, 2006).
Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan Giemsa (Chinabut et al., 1991 dalam Mulyani, 2006). Pada ikan teleost, jumlah normal eritrosit adalah 1,05×106 – 3,0×106 sel/mm3 (Robert, 1978 dalam Mulyani, 2006). Seperti halnya pada hematokrit, kadar eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress (Wedemeyer dan Yasutake, 1977 dalam Purwanto, 2006).
Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit) (Purwanto, 2006).
Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit merupakan sel makrofag yang berperan penting dalam memfagosit mikroorganisme patogen. Sedangkan trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah dan berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan tubuh pada kerusakan-kerusakan di permukaan (Nabib dan Pasaribu, 1989 dalam Mulyani, 2006). Berbeda dengan ketiga sel di atas, netrofil sangat aktif dalam membunuh bakteri dan jumlahnya besar dalam nanah (Carboni, 1997 dalam Mulyani, 2006). Sel-sel tersebut bersirkulasi dalam darah dan cairan limfa.

Kesehatan

Luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah dan kehabisan darah. Trombosit menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau hemorrhage.
Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam pembekuan darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan nyawa.
Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel darah putih. Penyakit ini terjadi akibat kesalahan pada pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan jumlah sel darah putih meningkat dan kemudian memakan sel darah merah yang normal.
Pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau bukan (seperti pada operasi), dan juga penyakit darah seperti anemia dan thalassemia, yang memerlukan transfusi darah. Beberapa negara mempunyai bank darah untuk memenuhi permintaan untuk transfusi darah. Penerima darah perlu mempunyai jenis darah yang sama dengan penyumbang.
Darah juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan penyakit. Salah satu contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang mengandung virus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada makhluk hidup lain melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau cairan tubuh makhluk hidup tersebut. Oleh karena penularan penyakit dapat terjadi melalui darah, objek yang mengandung darah dianggap sebagai biohazard atau ancaman biologis.
Dalam berbagai kepentingan diagnosis penyakit, tekanan darah memiliki peranan yang amat penting.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Darah + penyuntingan

Tuesday, May 13, 2014

Pembahasan soal OSN Biologi SMP 2014 tingkat Kabupaten

Halo sobat OSN biology
berikut adalah link download
soalnya dan juga kunci jawaban

Soal OSN Kabupaten 2014 : http://www.mediafire.com/view/2kuhbq0s809a951/212577245-Soal-Biologi-Smp-Osk-2014.pdf
Pembahasan soal : http://www.mediafire.com/view/979297dtgo2xxaj/kunci_jawaban.docx

Terima kasih :)

(Jawaban diatas merupakan jawaban dari saya sendiri, mohon maaf kalau ada yang salah)

Monday, May 5, 2014

Mikroskop

Pengertian Mikroskop
         
          Mikroskop
 (bahasa Yunani : micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat organisme yang sangat kecil (mikroorgaisme) yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut Mikroskopi, dan kataMikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

Macam-macam Mikroskop

  • Mikroskop Cahaya
              Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler).
     
  • Mikroskop Stereo
              Mikroskop stereo
     merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi.
  • Mikroskop Elektron
              Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya.
  • Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
             Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atauAntigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein anttibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar.
    Bagian-bagian Mikroskop 
  • Mikroskop Monokuler

  • Mikroskop Binokuler

Keterangan

1. Eyepiece / oculars (lensa okuler)
2. Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)
3. Observation tube (tabung pengamatan / tabung okuler)
4. Stage (meja benda)
5. Condenser (Kondensor)
6. Objective lense (lensa objektif)
7. Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu)
8. Main switch (tombol on-off)
9. Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter)
10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak interpupillar)
11. Specimen holder (penjepit spesimen)
12. Illuminator (sumber cahaya)
13. Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)
14. Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal)
15. Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)
16. Fine focus knob (sekrup fokus halus)
17. Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung okuler)
18. Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser)

1. Bagian Mekanik terdiri atas:

  1. Statip/ tangkai/ lengan mikroskop
  2. Tabung
  3. Revolver/ pengatur fokus
  4. Alas/Kaki
  5. Penjepit/ klep
  6. Sekrup penggeser objek
  7. Meja benda
2. Bagian Optik terdiri atas:

  1. Lensa Okuler
  2. Lensa objektif
  3. Diafragma
  4. Kondensor
  5. Cermin
Fungsi-fungsi Bagian Mikroskop
  • Tubus/ Tabung mikroskop  : Tabung kosong yang dapat di naik turunkan untuk mengatur fokus
  • Lensa Obyektif : Lensa yang terletak di bawah tabung mikroskop dan dekat dengan benda yang akan diamati
  • Lensa Okuler : Lensa yang terletak di atas tabung mikroskop dan dekat dengan mata pengamat.
  • Revolver : Bagian yang dapat diputar utnuk memilih ukuran lensa obyektif
  • Makrometer (pemutar kasar) : tombol pengatur fokus bayangan dengan menaik turunkan tabung mikroskop dengan cepat.
  • Mikrometer (pemutar halus) : tombol pengatur fokus bayangan dengan menaik turunkan tabung mikroskop dengan sangat lambat.
  • Lengan mikroskop : bagian yang di pegang saat mikroskop akan di pindahkan.
  • Meja preparat : untuk meletakkan preparat yang akan di amati
  • Penjepit obyek : Untuk menjepit preparat agar preparat tidak bergeser
  • Diafragma : mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan.
  • Kondensor : Mengatur intensitas cahaya
  • Cermin : mengarahkan cahaya agar bisa masuk ke diafragma dan kondensor
  • Kaki mikroskop : Bagian paling bawah untuk mengokohkan kedudukan mikroskop.

CARA PENGGUNAAN MIKROSKOP
  1. Mengatur posisi mikroskop : Mikroskop diletakkan di tempat yang datar menghadap ke jendela bila perlu diberi alas dari bahan yang tidak licin supaya mikroskop tidak mudah tergeser dan posisi meja benda harus tetap datar.
  2. Mengatur cahaya :
1) Pemilihan sumber cahaya Sebaiknya dipakai sumber cahaya dari sinar matahari, bila cahayanya sangat kurang dapat dipakai lampu listrik sebagai sumber cabaya. Bila cahaya kurang, dipakai cermin dengan sisi cekung sedangkan bila cabaya cukup/terang dipakai cermin dengan sisi datar. Bila cabaya terlalu terang, dipakai filter.
2) Mengatur cahaya : Aturlah posisi cermin sedemikian rupa hingga cahaya masuk ke kondensor, bila iris diafragma sampai maksimal, naikkan kondensor, letakkan secarik kertas putih di antara lensa bagian atas kondensor sehingga bayang pada kertas putih yang terlihat adalah bola lampu yang dikelilingi oleh lingkaran dari cahaya.
  1. Mengatur kondensor :
1) Letakkan kaca objek tanpa kaca penutu atas meja spesimen. Turunkan kondensor dan buka iris .diafragma: Lihat dengan pembesaran yang paling kecil (lOx, l5x) kemudian lihat melalui okuler dan fokuskan.
2) Tutup diafragma sehingga akan terlihat lingkaran cahaya yang buram oleh cincin gelap.
3) Naikan kondensor pelan-pelan sampai tepi lingkaran terlihat tajam.
4) Bila perlu atur cermin sampai lingkaran cahaya tepat di tengah.
5) Dengan memutar sekrup kondensor atur , lingkaran cahaya agar terletak tepat di tengah lapangan penglihatan.
d. Cara mengatur diafragma : Diafragma dibuka seluruhnya, pindahkan okuler, dan lihat pada kaca objek maka akan terlihat lingkaran cahaya pada keliling lapangan penglihatan. Tutup diafragma pelan-pelan sampai lingkaran terang terlihat 2/3 nya.
e.   Cara mengatur lensa okuler : Pilih lensa okuler pembesaran 5x atau 6x akan memberikan hasil yang lebih baik besaran yang lebib besar dan di atas akan menghasilkan gambar yang tidak jelas, sinar akan yang hilang/lolos.
f. Cara memfokuskan objek :
   1) Memakai pembesaran 10 x atau 40 x.
a) Aturlah lensa objek sedekat mungkin dengan objek.
b) Naikkan lensa objektif atau turunk: benda secara berangsur dengan menggunakan sekrup kasar sampai bayangan jelas pada okuler.
c) Atur dengan sekrup balus sampai gambar yang jelas.
d) Jarak antara lensa objektif dengi objek :
- Pembesaran 10x: 5-6 mm
- Pembesaran 40x : 0,5-1,5 mm
          2) Memakai pembesaran 100 x.
a) Kaca objek yang dipergunakan harus kering.
b) Letakkan 1 tetes minyak immersi pada kaca objek tersebut.
c) Turunkan lensa objektif sampai mengenai minyak imrnersi atau anisol, usahakan tidak menyetuh kaca objek (bisa pecah).
d) Lihat melalui lensa okuler dan atur skrup : halus sampai terlibat gambar dengan jelas.
e) Jarak antara lensa objektif pembesaran 100 x dengan kaca objek : 0,15 -0,20 mm


1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai !
2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi ‘klik’ pada revolver.
3. Aturlah cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda!
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar
obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler.
Untuk mempertajam / memfokuskan putarlah pemutar halus !
6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.
Untuk mengatur fokus, lakukan hal yang sama dengan nomor 5.
Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpanlah kembali ke dalam lemari atau pada tempat yang tidak lembab.
CARA MEMBERSIHKAN MIKROSKOP
MENCAKUP LENSA OBYEKTIF DAN LENSA OKULER
Prosedur dibawah ini dimaksudkan untuk membantu perawatan rutin dan sederhana pada bagian optikal dan mekanikal mikroskop cahaya. Prosedur ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan petunjuk perawatan yang telah ada pada setiap model mikroskop. Perawatan rutin mikroskop sangat disarankan untuk menjaga kinerja dan mengurangi kemungkinan kerusakan pada mikroskop. Secara umum dalam keaadaan normal. Mikroskop cahaya dapat bekerja secara optimal selama 200 jam penggunaan.
a. Persiapan
1) Pilihlah tempat yang cukup luas dan datar sehingga alat, buku petunjuk, dan bagian mikroskop yang dibersihkan dapat diletakan secara sistematik dan terjangkau.
2) Bersihkan tempat tersebut dari bahan yang dapat mengganggu atau merusak mikroskop
3) Cawan petri adalah tempat yang ideal untuk meletakan bagian - bagian kecil dari mikroskop yang akan dibersihkan
4) Baca dengan teliti buku petunjuk dan pastikan alat-alat yang dibutuhkan telah tersedia.
5) Sebagian mikroskop memiliki bagian mekanikal yang cukup rumit sehingga apabila tidak yakin dapat melakukan perawatannya cukup lakukan untuk bagian optikalnya saja.
b. Perawatan dasar
1) Langkah yang paling penting dalam perawatan mikroskop adalah mencegah kerusakan. Dimana prosedur yang baik mengenai membawa, menangani, menggunakan dan menyimpannya adalah yang terpenting untuk menghindari kerusakan pada mikroskop.
2) Jaga mikroskop agar selalu tertutup dengan plastik penutup bila tidak digunakan walaupun disimpan didalam lemari tertutup.
3) Jangan pernah menyimpan mikroskop tanpa lensa okuler atau penutup tabung okuler
4) Setelah selesai menggunakannya dengan lampu listrik, padamkan lampu dan diamkan beberapa menit dengan tetap tersambung pada saluran listrik untuk proses “cooling down” yang bermanfaat untuk mengoptimalkan penggunaan lampu mikroskop.
5) Apabila menggunakan minyak emersi, bersihkan lensa obyektif sebelum penyimpanan
6) Jangan simpan mikroskop didekat zat kimia yang bersifat korosif
c. Perawatan Bagian Optikal
Membesihkan lensa:
- Permukaan semua lensa terbuat dari kaca lunak dan sangat mudah tergores
- Jangan gunakan benda tajam dan keras atau zat abrasive untuk membersihkan lensa
d. Permukaan lensa okuler dan obyektif :
1) Gunakan sikat halus dan aspirator untuk membersihkan debu dan kotoran
2) Bersihkan permukaan lensa dengan kertas lensa/kain halus yang sudah diberi cairan khusus dengan gerakan memutar lalu keringkan menggunakan kain halus kering dengan gerakan memutar
3) Selalu bersihkan segera minyak emersi dari permukaan lensa obyektif setelah digunakan
4) Apabila ada sisa minyak emersi yang mengering bersihkan menggunakan kertas lensa yang diolesi Xylene lalu dengan kertas lensa yang diolesi alkohol
5) Untuk menentukan lensa mana yang perlu dibersihkan, cari lapangan pandang pada sebuah kaca obyek yang bersih, lalu putar lensa okuler atau obyektif satu per satu, apabila kotoran yang terlihat ikut berputar maka kotoran itu berada dilensa tersebut
e. Lensa Obyektif:
1) Selalu gunakan kertas lensa/kain halus
2) Lepaskan obyektif dari bagian hidung mikroskop bila masih terlihat kotoran setelah permukaan obyektif dibersihkan.
3) Bersihkan bagian dalam lensa dengan cara yang sama seperti membersihkan bagian permukaannya. Membuka bagian tengah lensa obyektif hanya boleh dilakukan oleh teknisi yang sudah terlatih dan memilik ijin.
f. Proses Pembersihan Mikroskop:
1) Membersihkan Eyepiece’s ( lensa okuler )
a) Tiup dengan perlahan guna menghilangkankan debu sebelum menyeka lensa
b) Bersihkan lensa mata/lensa okuler dengan cotton swab yang telah dibasahi dengan larutan pembersih lensa
c) Bersihkan dengan gerakan memutar
d) Seka lensa okuler dengan kertas lensa (lens paper)
e) Jika diperlukan ulangi pembersihan cara kering
2) Membersihkan Lensa Objektif
a) Melembabkan lens paper dengan larutan pembersih
b) Menyeka dengan lemah-lembut dengan gerakan melingkar dari dalam ke luar
c) Menyeka dengan tisu kering atau dengan lens paper
3) Membersihkan Stage Mikroskop
a) Menyeka stage mikroskop menggunakan larutan pembersih yang dibasahi pada kain halus
b) Keringkan stage secara menyeluruh
c) Ulangi langkah-langkah diatas, jika diperlukan
4) Membersihkan Badan Mikroskop
a) Lepaskan steker mikroskop dari sumber tegangan
b) Basahi kapas penyeka dengan larutan pembersih
c) Seka badan mikroskop guna memindahkan debu, kotoran, dan minyak
d) Ulangi langkah 1–3, jika diperlukan
5) Membersihkan Kondensor
a) Melepas steker mikroskop dari sumber tegangan
b) Bersihkan kondensor dan lensa auxiliary dengan menggunakan lint-free cotton swabs yang terlebih dahulu dilembabkan dengan larutan pembersih lensa.
c) Seka dengan kain penyeka kering
CARA PENYIMPANAN MIKROSKOP DENGAN BAIK
  1. Cara Penyimpanan: Mikroskop disimpan dalam lemari tertutup yang dihangatkan dengan lampu listrik 10 watt agar suhu dalam lemari lebih tinggi 5o C daripada suhu kamar. Lemari yang dapat menyimpan 1-4 mikroskop  cukup diberi 1 buah lampu saja.
b. Pemeliharaan Sehari-Hari
1) Jumlah maksimum kekuatan penerangan
2) Kebersihan
3) Bola lampu
4) Minyak emersi
5) Kabel
6) Pastikan terlindungi
c. Professional Service
1) Minimum untuk sekali dalam setahun jika mungkin
2) Masalah yang tidak bisa memperbaiki/ terlalu rumit.
d. Perbaikan Mikroskop
1) Jangan pernah membongkar mikroskop
 Bagian optikal : Lensa mata/ okuler dan objektif
 Mekanikal : Stage dan knob fokus 

Sumber :
http://misykahauliagolar.blogspot.com/2013/11/belajar-banyak-tentang-mikroskop.html

Thursday, May 1, 2014

Macam macam enzim pada organ pencernaan

Mulut

  • Enzim Ptialin - Mengubah amilum menjadi maltosa

Lambung

  • Enzim Pepsin - Mengubah protein menjadi pepton
  • Enzim Renin - Mengubah kaseinogen menjadi kasein (protein susu)&Mengendapkan Kasein Susu
  • Enzim Lipase Gastrik - Mengubah trigliserida menjadi asam lemak

Pankreas

  • Enzim Amilase - Mengubah amilum menjadi maltosa & glukosa
  • Enzim Lipase Steapsin - Mengemulsi Lemak menjadi asam lemak & gliserol
  • Enzim Tripsin - Mengubah protein (pepton) menjadi asam amino

Kelenjar Usus

  • Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubah Tripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pangkreas
  • Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
  • Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
  • Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
  • Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
  • Enzim Lipase Usus berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol
  • Enzim Erepsin/dipeptidaseberfungsi untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino
  • Enzim Disakaraseberfungsi untuk mengubah disakarida menjadi monosakarida
    Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim_pencernaan

Narkoba dan Zat Adiktif

Pengertian narkoba merupakan singkatan dari asal kata narkotika dan obat-obatan (bahan kimia) berbahaya. Meskipun jenis jenis narkoba yang beredar terbilang sangat berbahaya bagi kesehatan tapi keberadaannya bukan menjadi hal yang tabu lagi, karena sampai saat ini penyebarannya sudah sangat luas di seluruh negara di dunia.

Negara kita juga tidak luput dari peredaran narkoba yang semakin meresahkan dan harus segera di atasi. Bahaya narkoba saat ini, mengincar para generasi muda yang sangat mudah terpengaruh dengan budaya luar dalam penggunaan narkoba ini. Biasakan pola hidup sehat dan bebas dari narkoba akan lebih penting dan bermanfaat untuk masa depan.

Pengertian Narkoba Dan Jenis Jenis Nya

Kementerian kesehatan Indonesia sendiri telah menyebutkan mengenai Napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif) ini merupakan pengertian narkoba yang mengacu pada sejumlah kelompok senyawa yang umumnya mengandung resiko kecanduan terhadap penggunaannya yang berlebihan.

jenis narkobaMengapa obat-obatan ini dianggap berbahaya?? karena pada dasarnya  narkoba merupakan bahan atau zat yang apabila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama pada bagian susunan syaraf pusat atau otak, karena penyalahgunaan zat-zat tersebut  akan menyebabkan gangguan fisik, psikis, jiwa dan fungsi sosial.

Berdasarkan pengaruhnya terhadap tubuh manusia, jenis-jenis narkoba dibagi menjadi 3 yaitu  Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing jenisnya :

1. Narkotika

Merupakan zat yang mempengaruhi keadaan tubuh tertentu ketika digunakan, yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, rangsangan semangat, halusinasi dan  menimbulkan ketergantungan. Dalam dunia medis penggunaan zat ini dimanfaatkan untuk dalam pengobatan, sebagai obat bius saat pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan sebagainya.

Penggolongan narkotika di bagi menjadi 3 yaitu :

Narkotika golongan I : jenis narkotika yang paling berbahaya karena memberikan daya adiktif yang  sangat kuat dan dimanfaatkan pada pengobatan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
Narkotika golongan II : memiliki daya aktif yang masih terbilang kuat tetapi masih bermanfaat untuk penelitian dalam pengobata. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
Narkotika golongan III merupakan narkotika dengan daya adiktif ringan dan bermanfaat pula untuk pengobatan seperti  kodein dan turunannya.
2. Psikotropika

Jenis narkoba tipe Psikotopika merupakan zat atau obat bukan narkotika, dari bahan  alamiah maupun sintesis yang membuat seseorang menjadi psikoaktif, yang berpengaruh secara selektif terhadap susunan saraf pusat dan berdampak pada perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.

Penggolongan psikotropika menjadi 4 kelompok adalah :

Psikotropika golongan I : memiliki daya adiktif yang sangat kuat, namunbelum diketahui manfaatnya dalam pengobatan. Contohnya MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
Psikotropika golongan II : daya adiktif yang masih cukup kuat dan berguna dalam pengobatan. Contohnya amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
Psikotropika golongan III : mengandung daya adiksi bersifat sedang dan berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
Psikotropika golongan IV : memiliki daya adiktif relatif ringan dan juga berguna dalam pengobatan. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.
3. Zat adiktif

Zat adiktif merupakan zat diluar narkotika dan psikotropika yang menyebabkan ketergantungan pada pemakainya, yaitu :

Rokok, bahaya rokok ini juga sangat mematikan, kandungan rokok penuh dengan zat adiktif yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Minuman beralkohol dan menimbulkan rasa mabuk yang membuat ketagihan
Zat yang di hirup akan dapat memabukkan seperti thiner dan zat lainnya, lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin.
Jenis jenis Narkoba

Penyalahgunaan narkoba menimbulkan efek yang kurang baik terhadap pemakainya. Dampak penyalahgunaan tersebut ditimbulkan berdasarkan jenis-jenis narkoba sebagai berikut :

Halusinogen : penyalahgunaan narkoba memberikan efek yang akan mengakibatkan seseorang berhalusinasi atau berangan-angan, seperti melihat suatu hal yang sebenarnya tidak ada (tidak nyata) Contohnya bila mengkonsumsi, kokain dan LSD.

Stimulan : menimbulkan efek yang bisa membuat kerja organ tubuh seperti cara kerja jantung dan fungsi otak menjadi lebih cepat sehingga penggunanya terasa lebih bertenaga dan cenderung lebih senang dan semangat untuk sementara waktu.

Depresan : merupakan efek dari narkoba yang memberikan tekanan pada sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan tertidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.

Adiktif : narkoba memberikan efek yang menyebabkan kecanduan. Sehingga membuat rasa candu dan membutuhkannya. Zat aditif tersebut akan terus-menerus digunakan sehingga secara tidak langsung, narkoba akan memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya: ganja, heroin, dan putaw.

Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan penggunaan narkoba tidak hanya menyebabkan efek negatif terhadap gangguan mental dan perilaku, namun juga berakibat terhadap terganggunya sistem neuro transmitter pada susunan saraf pusat di otak. Efek candu narkoba, menyebabkan seseorang akan terus-menerus menggunakan narkoba, sehingga lambat laun akan menyebabkan gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif (fungsi otak), afektif ( perasaan, mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial. Cara berhenti merokok atau berhenti dari konsumsi narkoba sangat menyakitkan dan sulit sekali, jadi menghindari berbagai jenis narkoba dan obatan berbahaya akan lebih penting.
Sumber :http://blogging.co.id/pengertian-dan-jenis-jenis-narkoba-berbahaya